22.Daun ubi tumbuk tombo kangen


Apa kabar sahabat pecinta literasi Indonesia???

Semoga kita semua selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT.

Alhamdulillah hari ini kita telah memasuki puasa hari ke 22.Berarti lebaran tinggal 8 hari lagi.


Suasana dan persiapan lebaran mulai terasa.Kemacetan arus mudik mulai padat merayap di jalur puncak menuju tanah kampung halaman.Apalagi di pasar keramaian sudah dari awal puasa terasa.


Dan disaat seperti ini perasaan ingin pulang kampung semakin menggebu.Dan hampir tak tertahankan lagi.

Ingat kampung halaman,otomatis ingat makanan favorit masa kecil hingga sekarang.Yang rasanya tidak sama walaupun sudah di buat di tanah perantauan.Karena yang membuatnya bukan orang yang dulu di masa kecil membuatnya.Yaitu ibu atau mamak kita.


Salah satu makanan favorit dari kampung halaman kami Medan adalah daun ubi tumbuk,daun ubi itu daun singkong.

Daun ubi tumbuk ini cara proses memasaknya sangat lama dan sedikit repot.Juga bumbu dan rempahnya juga jarang dan susah ada di pulau jawa ini.

Dan untuk mengobati rasa kangen ini di cobalah untuk memasak daun ubi tumbuk plus ikan asin asap dan sambel belacan.

Perjuangan pertama dengan mencari daun ubi tumbuknya.

Walaupun tinggal di daerah pegunungan tapi petani di wilayah dekat rumah ,lebih suka menanam wortel .Alasannya lebih laku dijual .Karena setiap pengunjung yang hendak masuk ke Taman Safari pasti membeli wortel yang digunakan untuk memberi makan hewan - hewan ditempat rekreasi tersebut.


Sudah mencoba mencari ke kebun tidak ada,coba menitip beli kepada tetangga yang saudaranya berkebun juga.Tapi ternyata masih kecil- kecil dan belum bisa untuk di petik.

Akhirnya di coba mencari ke pasar.Di pasar dapat daun ubinya tapi daunnya sedikit tua dan terlihat sudah ada bunga daun ubinya.

Dan biasanya daun ubi yang sudah ada bunganya berarti daun ubinya sudah tua.Ini dipetik sekalian di panen singkongnya .


Setelah dapat daun ubinya coba mencari kincong dan rimbang untuk bumbunya ,tapi setelah muter - muter pasar tidak juga ketemu.

Dilanjut dengan mencari ikan asap ,juga tidak ada.Akhirnya digantilah dengan ikan asin belah yang ada dipasar.


Sampai rumah langsung proses.Daun ubi dibersihkan dan mencoba menumbuknya,tapi apalah daya tangan tak sampai. Setelah capek keliling pasar kekuatan badan dan tangan pun menyerah untuk menumbuk daun ubi.

Alhasil daun ubinya hanya direbus dan lanjut digulai saja.Dengan bumbu kunyit dan santan dari buah kelapa.Tapi sambel belacan ( terasi) dan ikan asinnya harus ada.


Dan untuk teman minumnya dibuatlah air es dari serutan buah timun yang dicampur dengan perasan jeruk nipis dan sirup .


Alhamdulillah akhirnya buka puasa kali ini bisa makan dengan daun ubi digulai.Air serut timun khas Medan.Lumayanlah untuk tombo kangen.

Semoga Ramadan tahun ini bisa pulang kampung.


Kota hujan,13 April 2023

22 Ramadan 1444 H

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini